GUNUNGKIDUL, TRIBUNCAKRANEWS.COM — Proyek revitalisasi SDN Paliyan 5 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan nilai Rp576.236.793,98 menjadi perhatian publik setelah ditemukan sejumlah indikasi ketidaksesuaian spesifikasi dan lemahnya pengawasan di lapangan.
Pantauan di lokasi menunjukkan penggunaan genteng pres dan rangka baja ringan yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Selain itu, proses pengerjaan dilakukan tanpa penerapan standar keselamatan kerja, di mana para pekerja terlihat tidak memakai APD seperti helm proyek, sepatu keselamatan, maupun rompi pelindung.
Pekerja Akui Tak Tahu Spesifikasi Material
Saat wartawan menanyakan ukuran serta spesifikasi material, salah satu pekerja mengaku sama sekali tidak mengetahui detail teknis proyek yang sedang dikerjakannya.
“Saya tidak tahu ukuran atau speknya. Saya cuma pasang sesuai bahan yang dikasih panitia sekolah,” ujar salah satu pekerja yang ditemui di lokasi.
Pengakuan tersebut memperkuat dugaan bahwa pengawasan teknis dalam proyek ini sangat minim.
Dikerjakan Secara Swakelola, Kepala Sekolah Ketua Panitia
Revitalisasi ini dilaksanakan dengan mekanisme swakelola yang melibatkan Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) internal sekolah. Ketua panitia pembangunan adalah kepala sekolah SDN Paliyan 5, sebagaimana tercantum dalam struktur pelaksana kegiatan.
Skema swakelola sebenarnya memungkinkan efisiensi dan pelibatan langsung pihak sekolah, namun menuntut pengawasan ketat terhadap teknis pengerjaan serta penggunaan anggaran. Dugaan ketidaksesuaian material membuat publik menyoroti transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaannya.
Warga Pertanyakan Pengawasan dan Kualitas Bangunan
Sejumlah warga yang kerap melintas atau berada di sekitar sekolah turut mempertanyakan kualitas pekerjaan tersebut. Salah satu warga menyebut banyak hal yang terlihat janggal dari pelaksanaan proyek.
“Kalau pakai genteng pres dan baja ringan, itu benar sudah sesuai spek atau belum? Kami tidak tahu. Tapi dari yang terlihat, kok seperti asal pasang. Pekerjanya juga tidak pakai APD. Bahaya itu,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga lain juga berharap instansi terkait segera turun mengecek.
“Anggarannya besar, hampir enam ratus juta. Jangan sampai hasilnya tidak kuat atau tidak sesuai aturan. Pemerintah harus periksa,” tambahnya.
Temuan Lapangan: Material Tidak Dicantumkan Jelas dan Teknis Diduga Diabaikan
Fakta-fakta lapangan tersebut menunjukkan dugaan pelaksanaan yang tidak sesuai standar konstruksi dan K3.
Hingga berita ini dirilis, pihak sekolah maupun panitia pembangunan belum memberikan tanggapan resmi atas dugaan ketidaksesuaian spesifikasi maupun dugaan kurangnya pengawasan teknis dalam proyek revitalisasi.
Masyarakat menunggu langkah konkret dari dinas terkait untuk mengevaluasi pekerjaan, memastikan penggunaan anggaran APBN berjalan transparan, serta melindungi kualitas sarana pendidikan yang menjadi hak siswa


