Padangsidimpuan, Sumatera Utara — Rekam jejak Sang Proklamator Ir. Soekarno di Kota Padangsidimpuan menjadi bagian penting dari sejarah perjalanan bangsa. Kehadiran beliau di kota ini pada tahun 1948 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga simbol penguatan nilai-nilai perjuangan dan persatuan yang harus diwariskan kepada generasi masa depan. Sabtu, 8/11/2025.
Ungkapan “Ketabo ketabo dongan tu Sidempuan” (ayo, ayo saudaraku ke Sidempuan) menjadi magnet tersendiri dalam lawatan Presiden pertama Republik Indonesia ke Pulau Andalas — atau Suwarnadwipa (“pulau emas” dalam bahasa Sanskerta). Kunjungan tersebut menjadi momentum kebangkitan semangat nasionalisme dan kebersamaan. Ribuan masyarakat Padangsidimpuan kala itu menyambut kedatangan Bung Karno dengan antusias, mempersembahkan kain Batak (ulos) dan seekor kerbau sebagai bentuk penghormatan dan cinta mereka kepada Sang Proklamator.
Kini, semangat tersebut ingin dihidupkan kembali melalui rencana pembangunan patung Ir. Soekarno di Kota Padangsidimpuan. Program ini digagas oleh keluarga besar Harahap sejak tahun 2020 dan direncanakan mulai direalisasikan pada tahun 2026. Tujuannya, untuk melestarikan rekam jejak sejarah sekaligus memperkuat hubungan antara generasi pendahulu dengan generasi penerus bangsa.
“Ir. Soekarno adalah milik seluruh bangsa Indonesia. Beliau simbol kebanggaan dan inspirasi bagi kita semua. Kami dari keluarga besar hanya berusaha berkontribusi sekuat tenaga agar napak tilas perjuangan beliau tetap dikenang,” ujar Anni BK Harahap, mewakili keluarga besar Harahap.
Patung Bung Karno tersebut juga direncanakan akan berdampingan dengan tokoh nasional asal Padangsidimpuan yang pernah menjabat sebagai menteri pada era Presiden Soekarno. Ini menjadi bentuk penghormatan dan kearifan lokal terhadap putra-putra terbaik daerah.
Salah satu tokoh masyarakat, H. Tati Aryani Tambunan, SH, menyatakan dukungan penuh terhadap gagasan tersebut.
“Kami sangat setuju dengan rencana ini. Patung Bung Karno akan menjadi ikon baru Kota Padangsidimpuan, sekaligus mengingatkan kita semua pada semangat perjuangan beliau saat datang ke sini memberi motivasi kepada para pejuang kemerdekaan,” ujarnya.
Beliau juga berharap lokasi patung dapat dibangun di kawasan tengah kota, tak jauh dari tempat Bung Karno pernah berpidato, seperti di tanah adat keluarga Harahap — tepatnya di area eks SKKP Kabupaten Tapsel atau eks Polres Padangsidimpuan — yang dinilai sangat representatif untuk menjadi simbol perjuangan nasional.
Sementara itu, pemerhati sosial Rizkan Harahap turut menyampaikan pesan kebersamaan:
“Salam Dalihan Na Tolu untuk seluruh masyarakat dan Forkopimda Padangsidimpuan. Mari saling mengingatkan agar semangat pelayanan, perlindungan, dan pengayoman kepada rakyat sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tetap dijalankan dengan semangat presisi.”
Dukungan dan doa terus mengalir dari masyarakat serta pemerintah setempat. Harapannya, rencana monumental ini dapat segera terwujud dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus memperjuangkan cita-cita bangsa serta melestarikan warisan sejarah kemerdekaan Indonesia.


