Kepala SMPN 3 Bungbulang Klarifikasi Lewat Media Lain, Padahal TribunCakraNews Sudah Muat Hak Jawabnya!

Garut, Tribuncakranews.com – Fakta telanjang tak bisa dibantah! Klarifikasi Kepala SMPN 3 Bungbulang, Badrudin, S.Pd.I., MM, terkait proyek revitalisasi Rp1,9 miliar sebenarnya sudah lebih dulu dipublikasikan TribunCakraNews sejak Kamis, 25 September 2025.

Ironis sekaligus memalukan, karena sehari setelahnya, Jumat (26/9/2025), sang kepala sekolah justru kembali mencari panggung lewat media lain. Klarifikasi murahan itu seolah ingin membentuk opini publik bahwa dirinya baru mendapat kesempatan bicara. Padahal, itu murni akal-akalan pencitraan yang justru memperkeruh keadaan!

Dalam pemberitaan berjudul “Proyek Revitalisasi Rp1,9 Miliar SMPN 3 Bungbulang Diduga Asal Jadi, Publik Geram. Ini Jawaban Kepala Sekolah!!”, redaksi sudah menampilkan secara utuh pernyataan Badrudin melalui WhatsApp.

Ia menyebut proyek bukan kendali kepala sekolah, melainkan Panitia P2SP, sementara dirinya sebatas pengawas juknis. Bahkan ia membantah isu besi tak sesuai, serta menegaskan anggaran tidak dipegang sekolah, melainkan lewat rekening panitia dan fasilitator.

Artinya, publik sudah mendapat klarifikasi langsung. Tapi mengapa masih cari jalan lain? Jawabannya hanya satu: pencitraan murahan demi mengaburkan fakta!

Klarifikasi di media lain tanpa menyebutkan fakta bahwa TribunCakraNews sudah lebih dulu memuat hak jawab, jelas menyesatkan publik. Opini seolah-olah TribunCakraNews menutup ruang klarifikasi adalah fitnah jurnalisme murahan.

Kabiro Garut TribunCakraNews, Hendi Heryana, Angkat Bicara "Seharusnya oknum wartawan Seputarjabar konfirmasi dulu ke media yang pertama memberitakan. Ini justru mempermalukan profesi wartawan sendiri, bikin masalah baru, dan menyesatkan publik. Kami anggap tindakan ini mencederai etika jurnalistik!”

Lebih kejamnya lagi, oknum wartawan lokal yang menulis berita klarifikasi itu sebenarnya tahu persis masalah proyek bahkan pernah membocorkan informasinya kepada TribunCakraNews saat bertemu di Kantor Kecamatan Caringin bersama Ketua PWGS, yang akrab disapa Asbuy.

Saat dihubungi lewat video call WhatsApp, Asbuy justru menyinggung klarifikasi murahan itu dengan bahasa Sunda:

"Ken bae ameh rame, nu penting menang duit.”

(Artinya: Biar saja supaya ramai, yang penting dapat uang.)

Ironisnya, Asbuy memilih bungkam soal kebobrokan proyek ini hanya karena ada keluarganya yang menjadi tenaga pengajar di SMPN 3 Bungbulang. Diam bukan karena tidak tahu, tapi karena malu!

Kisruh ini semakin menunjukkan ada bau busuk dalam proyek revitalisasi miliaran rupiah tersebut. TribunCakraNews menuntut aparat penegak hukum (APH) segera turun tangan, menyapu bersih permainan kotor, memeriksa semua pihak, dan menghukum siapa pun yang terlibat.

Kami tegaskan kembali tidak akan tunduk pada intervensi, tidak akan takut pada tekanan, dan tidak akan membiarkan publik dibodohi klarifikasi abal-abal!

Dadang Suhendar

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama