GKSB Surati Wali Kota Pematang Siantar Dan DPRD Minta Kadis Pariwisata HM Sholeh Di Copot, Lecehkan Suku Simalungun

 

Pematangsiantar, TribunCakranews.com // Aliansi organisasi masyarakat Simalungun melaporkan Walikota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, dan Kepala Dinas Pariwisata setempat, Hamam Sholeh, ke DPRD Kota Pematangsiantar. Laporan tersebut didasarkan pada tuduhan penistaan dan pelecehan terhadap suku Simalungun.

Aliansi yang menamakan diri Gerakan Kebangkitan Simalungun Bersatu (GKSB) ini terdiri dari Ikatan Keluarga Islam (IKEIS), DPP Komite Nasional Simalungun Indonesia (KNPSI), Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (Gemapsi), dan Bina Daya Sejahtera Simalungun (Bidasesi).

Dalam laporannya, GKSB meminta DPRD Kota Pematangsiantar untuk melakukan penyelidikan melalui pembentukan panitia khusus (pansus). Mereka juga mendesak agar DPRD menindaklanjuti pengaduan tersebut sesuai aturan yang berlaku dan memberhentikan walikota serta kadis pariwisata.

Dalam unggahan yang telah beredar luas itu, terlihat sebuah background atau backdrop di lokasi acara yang menampilkan ornamen dari adat dan budaya daerah lain, bukan ornamen khas Simalungun.

“Kita sudah surati DPRD dan kami meyakini hal ini (bukan ornamen Simalungun) adalah kesengajaan yang sistematis untuk menghabisi eksistensi etnis Simalungun di kota Pematangsiantar,” ujar Anthony pada Rabu (20/8/25).

Ia menambahkan bahwa kesengajaan itu semakin dikuatkan dengan pertimbangan bahwa mustahil walikota dan kadis pariwisata tidak mengetahui bahwa Pematangsiantar adalah kota budaya Simalungun. Apalagi, kantor tempat mereka bekerja sehari-hari menggunakan arsitektur dan ornamen Simalungun.

“Motto kota Pematangsiantar adalah ‘Sapangambei Manoktok Hitei’ yang berasal dari bahasa etnis Simalungun yang berarti ‘Semangat Bekerja Gotong Royong’, jangan lupakan sejarah bahwa leluhur kota ini yakni suku Simalungun,” tutupnya.

Terpisah, Kadis Pariwisata Pematangsiantar Hamam Soleh menyangkal tuduhan bahwa dirinya tidak menghargai budaya Simalungun. Ia menegaskan hal itu saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (20/8/25).

“Kita selalu menjunjung tinggi nilai nilai budaya Simalungun,” ucapnya.

Hamam menjelaskan bahwa kegiatan Gempita Kemerdekaan Run merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh Pemko Pematangsiantar, namun secara teknis sepenuhnya dilaksanakan oleh anak-anak kreatif serta komunitas.

“Kita bukan mau buang badan, sebenarnya kegiatan itu juga tidak ditampung di anggaran dinas, sedangkan sumber dana kegiatan tersebut itu ada karena uang pendaftaran dan berbagai sumber dana lainnya,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya selama ini selalu mengedepankan kebudayaan Simalungun. Menurutnya, setiap kegiatan yang akan diadakan selalu dikoordinasikan terlebih dahulu dengan semua pihak.

“Setiap kegiatan apapun yang kita adakan pasti kita koordinasikan lebih dahulu dengan semua pihak agar seni budaya lokal kita, bisa sama-sama kita kembangkan,” ujarnya.


(Redaksi Sumut/SHP)

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama