Semarang, Tribuncakranews.com – Sabtu, 17 Mei 2025 — Meskipun Indonesia secara kalender telah memasuki musim kemarau, curah hujan masih terus mengguyur berbagai wilayah di Tanah Air. Fenomena ini dikenal sebagai kemarau basah, dan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ini dipicu oleh sejumlah faktor atmosfer dan kelautan yang tidak biasa.
> "Musim kemarau kali ini bukan berarti bebas hujan. Justru ada potensi hujan sedang hingga lebat di banyak wilayah karena beberapa gangguan atmosfer," ujar Deputi Bidang Klimatologi BMKG dalam pernyataan resminya, Jumat (17/5).
---
Penyebab Kemarau Basah
BMKG menjelaskan bahwa suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar perairan Indonesia meningkatkan tingkat penguapan, yang kemudian mendorong terbentuknya awan hujan. Selain itu, sejumlah fenomena atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuator turut memperkuat potensi curah hujan.
Kondisi ini turut diperburuk oleh aktivitas sirkulasi siklonik di beberapa wilayah, yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan meski seharusnya wilayah tersebut sudah memasuki musim kemarau.
---
Prediksi Musim dan Dampaknya
BMKG memperkirakan fenomena kemarau basah akan berlangsung hingga Agustus 2025. Selanjutnya, Indonesia akan memasuki masa pancaroba atau peralihan musim, sebelum akhirnya masuk musim hujan pada Desember 2025 hingga Februari 2026.
Fenomena ini berdampak cukup signifikan terhadap sektor pertanian dan lingkungan. Para petani diimbau untuk menyesuaikan pola tanam, mengingat curah hujan yang tidak sesuai dengan pola musim biasanya. Selain itu, meskipun sedang musim kemarau, risiko banjir dan tanah longsor masih mengancam wilayah-wilayah rawan.
---
Imbauan BMKG
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Masyarakat juga diminta untuk menjaga kondisi kesehatan di tengah cuaca yang tidak menentu, serta rutin memantau informasi cuaca dari kanal resmi BMKG.
Editor: Agus SN – Tribuncakranews
Sumber: BMKG, KompasTV, berbagai sumber