Diketahui saat itu Polisi sedang menggelar kegiatan pengamanan tes pendadaran PSHT Pusat Madiun Cabang Sragen yang dilaksanakan di padepokan PSHT Patihan, Sidoharjo, Kabupaten Sragen.
Kasat lantas Polres Sragen, Iptu Kukuh mengatakan total sebanyak 22 unit kendaraan yang terjaring. "Saat anggota kami melakukan pengamanan arus lalu lintas yang dibantu oleh Pengamanan internal Perguruan silat (Pamter/red), ada beberapa yang menggeber-geber kendaraannya hingga membuat warga masyarakat sekitar resah."
"Kami (Satlantas) kemudian berkoordinasi dengan pengamanan internal perguruan silat tersebut untuk mengambil suatu sikap tegas, tim pengamanan internal mereka yang kemudian menghentikan kendaraan berknalpot tidak sesuai spesifikasi teknis tersebut, barulah kemudian anggota kami melakukan tindakan kepolisian."terang Iptu Kukuh saat dikonfirmasi di tempat kegiatan.
Kendaraan yang berhasil dirazia kemudian di tilang secara manual di tempat dan dilakukan penyitaan. Ysng nantinya kepada pemilik sepeda motor tersebut dapat mengambil kendaraan dengan membawa knalpot standar dan menggantinya secara langsung.
"Jadi kendaraan tersebut bisa diambil jika knalpotnya sudah diganti dengan aslinya atau standarnya, dan tentunya juga sesuai dengan mekanisme proses penanganan perkara tilang."ucap Kukuh.
"Cara bertindak ini kami lakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat tanpa menimbulkan ekses lainnya."ucapnya lagi.
Pihaknya berharap penindakan ini dapat dijadikan suatu peringatan bagi semua pihak untuk tidak lagi menggunakan knalpot brong. Ia juga menegaskan jika Polres Sragen terus berkomitmen untuk mewujudkan zero knalpot brong.
"Jangan lagi menggunakan knalpot yang tidak sesuai spesifikasi teknis,mari saling menghormati hak sesama pengguna jalan serta masyarakat yang dilintasi, tunjukkan jika organisasi yang diikuti tersebut memberikan kebaikan bagi masyarakat sekitar."imbaunya
Jalannya tes pendadaran PSHT P17 Cabang Sragen Pusat Madiun dari siang hingga malampun berjalan dengan aman dan tertib.
Khnza
