Kebumen, Tribuncakranews.com – Dalam upaya memperkuat penggembalaan dan pemuridan jemaat di tengah tantangan zaman, Bible League Indonesia (BLI) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas pendeta.
Acara ini berlangsung di Gereja Isa Almasih Gg Elo, Gombong, yang digembalakan oleh Pdt. Dwi Harto, S.Th. Pelatihan ini merupakan bagian dari pertemuan Sambung Rasa, yang dipimpin oleh Pdt. Assaf Imanuel bersama tim dari Bible League Indonesia (BLI) Jakarta.
Pelatihan ini menyoroti berbagai tantangan dalam pelayanan gereja, khususnya dalam menjangkau Generasi Stroberi dan Generasi Z, yang cenderung memiliki minat rendah terhadap literasi Alkitab di era digital.
Para peserta membahas strategi pemuridan yang relevan agar gereja tetap menjadi pusat pembentukan iman bagi generasi muda, sekaligus mempersiapkan mereka untuk meneruskan misi Kristus bagi generasi selanjutnya.
Dalam sesi pelatihan, ditekankan pentingnya gereja yang aktif, dinamis, dan fleksibel, sebagaimana dicontohkan dalam Kisah Para Rasul 1:8 dan 8:26-40, ketika Filipus dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil.
Gereja yang hidup adalah gereja yang terus bergerak, membentuk pemimpin baru, serta memperluas dampak pelayanan dalam menjawab Amanat Agung.
Direktur Bible League Indonesia, Pdt. Assaf Imanuel, bersama timnya mendapat apresiasi dari para peserta atas kontribusi mereka dalam penyelenggaraan acara ini. Para pendeta didorong untuk menjadikan gereja sebagai pusat pemuridan yang efektif, sehingga misi Kristus terus berlanjut lintas generasi.
Sejalan dengan semangat Undang-Undang Dasar 1945, gereja diharapkan turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta berperan aktif dalam mewujudkan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Komitmen Bible League International dalam Pelayanan Global
Bible League International terus berkomitmen melayani gereja-gereja yang kekurangan sumber daya dengan menyediakan Alkitab dan pelatihan, guna mentransformasi kehidupan melalui Firman Tuhan.
Dengan visi untuk melihat gereja-gereja lokal berkembang di seluruh dunia, organisasi ini menyediakan pelatihan serta sumber daya berbasis Alkitab untuk memenuhi kebutuhan spiritual, moral, dan sosial komunitas.
Melalui program seperti Project Philip, Bible League International membantu gereja dalam evangelisme relasional, pemuridan, literasi Alkitab, dan penanaman gereja. Di Indonesia, program Proyek Filipus aktif dijalankan untuk mendukung Amanat Agung dan memperlengkapi gereja-gereja dalam menjangkau jiwa-jiwa bagi Kristus.
Sebagaimana firman Tuhan dalam Hosea 4:6,
"Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu, maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu."
Dengan upaya ini, Bible League Indonesia berharap semakin banyak gereja yang siap menghadapi tantangan zaman serta melahirkan generasi penerus yang kokoh dalam iman dan pelayanan. (Busyet)