Pasuruan, TribunCakranews.com – Semarak kemeriahan Plintahan Carnival 2025 tumpah ruah di Desa Plintahan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Dengan tema besar "Plintahan Carnival", kegiatan ini menjadi sorotan warga setempat dan pengunjung luar desa yang datang untuk menikmati hiburan serta mengenang nilai-nilai sejarah bangsa.
Plintahan Carnival merupakan agenda Desa Plintahan yang diisi dengan berbagai penampilan seperti delapan kelompok saund horeg (kelompok musik keliling), drama kolosal bertema sejarah, hingga pameran UMKM lokal yang menggairahkan perekonomian desa.
Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk:
Kepala Desa Plintahan
Babinsa dan Bhabinkamtibmas
Linmas dan jajaran perangkat desa
Karang Taruna
Tokoh masyarakat
Serta dukungan dari berbagai sponsor dan pelaku UMKM.
Karnaval berlangsung pada Sabtu, 4 Oktober 2025, sejak sore hingga malam hari.
Seluruh rangkaian acara dipusatkan di Desa Plintahan, sebuah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Acara ini diselenggarakan untuk:
Meningkatkan semangat nasionalisme
Menggugah kembali ingatan kolektif masyarakat terhadap sejarah perjuangan bangsa
Menumbuhkan kreativitas dan potensi lokal
Menghidupkan perekonomian desa melalui partisipasi UMKM dan Pariwisata di Desa Plintahan, beberapa wisata yang dikelola, coban binangun, Phoethok Djati, Lembah Pendawa dll.
Kegiatan berlangsung dengan meriah, diiringi gemuruh suara dari 8 kelompok saund horeg yang berparade mengelilingi desa bersama tim masing-masing. Selain itu, sebuah drama kolosal dipentaskan, menceritakan kisah-kisah heroik dari sejarah Indonesia, seperti:
Sejarah yang Diangkat dalam Drama Kolosal
1. Gunung Bromo
Gunung Bromo dipercaya sebagai tempat suci oleh masyarakat Tengger. Legenda menyebutkan asal-usulnya dari pasangan Roro Anteng dan Joko Seger yang memohon keturunan kepada dewa. Mereka diminta mengorbankan anak terakhir mereka ke kawah Bromo sebagai syarat. Kepercayaan dan ritual Yadnya Kasada hingga kini masih dilestarikan, menunjukkan kuatnya tradisi spiritual di kawasan ini.
2. Hanoman
Hanoman adalah tokoh kera putih dalam kisah Ramayana. Ia dikenal sebagai sosok setia, kuat, dan sakti. Dalam drama, Hanoman digambarkan sebagai simbol keberanian dan pengorbanan saat membantu Rama menyelamatkan Sinta dari Rahwana. Karakter Hanoman menjadi pengingat pentingnya kesetiaan dan keberanian dalam menghadapi penjajahan.
3. Perang Banjar (Perang Antasari)
Dipimpin oleh Pangeran Antasari pada abad ke-19, perang ini merupakan bentuk perlawanan rakyat Kalimantan Selatan terhadap penjajahan Belanda. Pangeran Antasari dikenang sebagai pahlawan nasional yang berani dan teguh mempertahankan tanah air. Slogan terkenalnya: "Hidup untuk Allah dan mati syahid di jalan-Nya" menjadi inspirasi perjuangan.
Suasana Semarak dan Antusiasme Warga,
Plintahan Carnival juga menjadi ajang berkah bagi pelaku UMKM. Pedagang makanan, kerajinan, dan produk lokal menyambut gembira antusiasme pengunjung yang membludak. “Alhamdulillah, omzet kami naik drastis hari ini. Semoga tahun depan lebih meriah lagi,” ungkap salah satu pedagang.
Selain itu, kehadiran sponsor lokal turut membantu menyukseskan acara, baik melalui dukungan dana maupun logistik. Hal ini menunjukkan sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan sektor swasta dalam membangun desa melalui kebudayaan.
(lulu)