Fakta di Lapangan Terbongkar, Warga Jatiwangi tidak pernah didatangi GMNI maupun saudara Anggi.
Warga tidak pernah mengadu atau menitipkan persoalan apa pun kepada GMNI maupun Seno.
Tanda tangan warga diperoleh secara licik. Sumarno mendatangi rumah-rumah warga, tidak pernah memperlihatkan isi surat, hanya membujuk dengan kalimat: “sok tanda tangan meh sertifikat tereh beres.”
Atas kebohongan itu, warga Jatiwangi mengecam keras perbuatan GMNI, Sumarno Cs, maupun Seno. Mereka dianggap telah mengobok-obok kampung dengan dalih memberi manfaat, padahal justru menimbulkan keresahan.
Tantangan Warga: Debat Terbuka!
“Kalau memang berani, kami menantang GMNI dan Sumarno Cs untuk debat terbuka di hadapan masyarakat! Jangan hanya melempar isu sepihak,” tegas salah satu perwakilan warga dengan nada penuh emosi.
Kemarahan warga kian membara setelah audiensi kemarin dinilai sepihak, tanpa melibatkan masyarakat Jatiwangi sebagai pihak utama yang berkepentingan. Warga menilai langkah tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap martabat kampung.
Lebih jauh, masyarakat mendesak Polsek Pakenjeng untuk segera menghadirkan Sumarno. Namun, Kapolsek menyampaikan akan terlebih dahulu melakukan mediasi, menanyakan kesediaan Sumarno untuk bertemu langsung dengan warga.
Masyarakat Jatiwangi memberi peringatan tegas: Jika dalam 7 hari ke depan Seno Cs dan GMNI tidak meminta maaf serta meluruskan isu sesuai fakta, maka warga siap turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di depan rumah Sumarno.
"Kami tidak akan tinggal diam jika nama baik Jatiwangi diinjak-injak. Ini harga diri kampung!” seru warga dengan lantang.
Kabiro Garut
