RSUD Pameungpeuk Terima Audiensi Karang Taruna Cibalong Terkait Isu Penolakan Pasien Ibu Hamil Karena Kekurangan Dokter Obgyn

 

GARUT, TRIBUNCAKRANEWS.COM – RSUD Pameungpeuk Garut menerima audiensi dari perwakilan Karang Taruna Kecamatan Cibalong pada Senin, 21 Juli 2025, bertempat di Ruang Rapat RSUD Pameungpeuk. Pertemuan ini digelar menyusul mencuatnya isu penolakan pasien ibu hamil oleh pihak rumah sakit, yang diduga terjadi akibat ketiadaan dokter spesialis kandungan (obgyn) saat itu.

Audiensi diterima langsung oleh Direktur RSUD Pameungpeuk, dr. Dewi Ambarwati, M.K.M., didampingi Kepala Bidang Pelayanan dr. H. Ari Firmansyah, MM, Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, serta Kepala Bidang Mutu dan Akreditasi, Wowo Karsono, S.Si., Apt.

Ketua Karang Taruna Cibalong, Andri Suseno, menyampaikan bahwa pihaknya menerima keluhan dari masyarakat terkait pelayanan RSUD yang dianggap kurang responsif. Isu bermula pada Sabtu, 19 Juli 2025, saat seorang ibu hamil dengan kondisi ketuban pecah datang ke Puskesmas Cibalong. Pihak Puskesmas kemudian mengajukan rujukan ke RSUD Pameungpeuk melalui grup WhatsApp rujukan, namun ditanggapi dengan saran agar pasien dirujuk ke rumah sakit lain karena dokter obgyn sedang mengikuti kegiatan simposium tahunan.

"Sebetulnya ini bukan pertama kali kami sampaikan. Pada Januari lalu kami juga sudah berdiskusi terkait kekurangan dokter spesialis. Tapi sayangnya, kejadian yang sama terulang. Ini menunjukkan belum ada langkah konkret dari pihak RS," tegas Andri.

Menanggapi hal tersebut, dr. Dewi Ambarwati menyampaikan permohonan maaf dan menjelaskan bahwa pihak rumah sakit tidak menolak pasien secara langsung karena memang belum ada kedatangan fisik ke RS.

“Kami tidak menolak pasien. Tapi kami harus mempertimbangkan kemampuan sumber daya kami. Jika kami menerima pasien dalam kondisi kekurangan SDM, justru berisiko menunda penanganan. Rekomendasi untuk dirujuk ke RS lain adalah demi keselamatan pasien, yang alhamdulillah sekarang telah melahirkan dengan selamat,” ujarnya.

Terkait kekurangan tenaga dokter spesialis, dr. Dewi mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya, mulai dari mengajukan formasi CPNS hingga menjalin komunikasi dengan Bappeda dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

“Kami sedang menjajaki kerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Universitas Sumatra Utara untuk pemenuhan tenaga spesialis. Bahkan kami tengah mengupayakan pengiriman dokter PNS dari RS ini untuk menempuh pendidikan spesialis,” tambahnya.

Kepala Bidang Pelayanan, dr. H. Ari Firmansyah, MM, juga menegaskan bahwa izin untuk mengikuti seminar diberikan dengan syarat harus ada dokter pengganti. Namun, pada pelaksanaannya, tidak tersedia pengganti yang bersedia bertugas saat itu.

“Ini menjadi catatan penting untuk kami evaluasi ke depan. Kami akan lebih ketat dalam memastikan kelengkapan SDM sebelum mengizinkan dokter mengikuti kegiatan luar,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Mutu dan Akreditasi, Wowo Karsono, S.Si., Apt., menjelaskan bahwa formasi CPNS untuk dokter spesialis telah dibuka, namun tidak ada pelamar yang bersedia ditempatkan di RSUD Pameungpeuk.

“Kami juga membuka rekrutmen mandiri, namun hingga kini belum ada dokter yang bersedia. Forum seperti audiensi ini penting agar ada komunikasi dua arah yang konstruktif antara rumah sakit dan masyarakat,” ucapnya.

Andri Suseno menyambut baik keterbukaan dari manajemen RSUD Pameungpeuk dan berharap agar ke depan ada perbaikan nyata.

“Kami tidak datang untuk menyalahkan, tetapi karena peduli terhadap pelayanan kesehatan di wilayah selatan Garut. Informasi yang kami peroleh hari ini akan kami teruskan ke masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman,” pungkasnya.


Hendi Heryana

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama