Tulungagung, Tribuncakranews.com // Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tulungagung menunjukkan langkah progresif dalam pembinaan narapidana melalui program peternakan. Hal ini adalah sebuah terobosan yang menggabungkan aspek pembinaan kemandirian, pemberdayaan ekonomi, dan rehabilitasi sosial bagi warga binaan. Salah satu program unggulan yang kini tengah berjalan adalah peternakan domba jenis Dorper dan Texel, dua ras unggul yang dikenal memiliki kualitas daging premium dan pertumbuhan yang cepat.
Pemilihan domba Dorper dan Texel sebagai fokus peternakan Lapas Tulungagung bukanlah tanpa alasan. Kedua jenis domba ini dikenal memiliki keunggulan komparatif yang menjanjikan dalam industri peternakan. Domba Dorper terkenal dengan pertumbuhannya yang cepat, adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi iklim, dan kualitas daging yang premium. Domba ini juga memiliki karakteristik bulu rontok (shedding), sehingga tidak memerlukan pencukuran, mengurangi biaya perawatan. Sedangkan domba Texel dikenal dengan postur tubuh yang kekar, otot yang padat, dan efisiensi konversi pakan yang tinggi, menjadikannya pilihan ideal untuk produksi daging berkualitas tinggi. Kombinasi kedua jenis domba ini memungkinkan Lapas Tulungagung untuk mengembangkan peternakan yang efisien dan produktif, menghasilkan produk daging yang diminati pasar.
Dalam pelaksanaannya, Lapas Tulungagung menjalin kerja sama strategis dengan Mayangkara Grup sebagai mitra utama dalam penyediaan bibit domba unggul. Melalui dukungan Mayangkara Grup, Lapas memperoleh akses terhadap domba berkualitas tinggi, baik dari segi genetika maupun ketahanan tubuh, yang sangat cocok untuk dikembangkan di lingkungan pembinaan. Sedangkan stakeholder lain adalah Dinas Peternakan, hadir sebagai narasumber dan pendamping teknis, memberikan bimbingan langsung terkait tata cara budidaya, manajemen kesehatan ternak, pemberian pakan, hingga pengendalian penyakit. Dengan keterlibatan ahli dari dinas, warga binaan mendapatkan edukasi berbasis keilmuan yang aplikatif dan mudah dipahami, sehingga mereka benar-benar dibekali kompetensi yang bisa dimanfaatkan setelah kembali ke masyarakat.
Ma’ruf Prasetyo Hadianto selaku Kepala Lapas Tulungagung dalam sambutannya menyampaikan bahwa, “Kami percaya pembinaan ini bukan hanya tentang hukuman, tetapi tentang perubahan. Melalui program ini, kami berharap warga binaan dapat kembali ke masyarakat dengan keterampilan baru, mental yang lebih kuat, dan semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik”. Lebih jauh beliau juga mengungkapkan, “Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Mayangkara Grup yang telah menjadi mitra kami dalam penyediaan bibit domba unggul, serta kepada Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung yang telah memberikan pendampingan dan ilmu teknis secara langsung kepada warga binaan. Sinergi ini menjadi contoh kolaborasi yang baik antara lembaga pemasyarakatan, pemerintah daerah, dan sektor swasta” ,pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, Lapas Tulungagung tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan keterampilan warga binaan, tetapi juga mendukung program kemandirian dan ketahanan pangan. Ke depan, diharapkan peternakan ini dapat menjadi pilot project yang menginspirasi Lapas lain untuk mengembangkan potensi serupa, sekaligus memberikan harapan dan menciptakan Lapas yang lebih produktif, mandiri, dan humanis.
Khanza Haryati