Surat Terbuka untuk Menteri Perumahan dan Pemukiman Indonesia

Jakarta, Tribuncakranews.com // Minggu, 8 Juni 2025 – Dalam surat terbuka yang menggugah, penulis Arvindo Noviar menyampaikan kritik tajam kepada Menteri Perumahan dan Pemukiman terkait usulan pembangunan rumah subsidi seluas 25 meter persegi—yang efektifnya hanya menyediakan 18 meter persegi ruang hidup.


Noviar menyoroti bahwa kebijakan ini justru menciptakan bentuk baru dari penderitaan lama, alih-alih menjadi solusi. Ia mempertanyakan apakah ukuran sekecil itu benar-benar layak untuk dihuni manusia, bukan hanya untuk "bertahan hidup" tapi juga untuk bertumbuh, membesarkan anak, dan bermimpi.


“Bagaimana bisa mimpi berkembang, jika ia harus dilipat dan disimpan di dalam laci karena tak cukup ruang untuk dibentangkan?” tulisnya dalam nada yang puitis namun tajam.


Dalam surat tersebut, ia juga mengingatkan bahwa rumah bukan sekadar angka di denah, tapi ruang bagi tawa, napas, dan hidup. Ia menyebut rumah mungil tersebut lebih menyerupai "penjara tanpa jeruji" atau "sarang burung" yang hanya memungkinkan kehidupan minimum.


Noviar mempertanyakan apakah usulan tersebut didasarkan pada studi lapangan yang sungguh-sungguh atau sekadar hasil perhitungan matematis tanpa empati. Ia juga menyinggung harapan rakyat yang mulai tumbuh di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, dan mengimbau agar kementerian tidak mengerdilkan mimpi itu melalui kebijakan yang menyempitkan martabat.


“Jika menurut Bapak 18 meter persegi sudah cukup untuk hidup layak, barangkali yang perlu direvisi bukan denah rumahnya—tapi cara Bapak membedakan antara menampung manusia dan menumpuk barang,” pungkasnya.


Surat ini adalah seruan untuk kembali menempatkan kemanusiaan sebagai poros dalam setiap kebijakan perumahan. Noviar berharap pemerintah tidak hanya berfokus pada angka dan efisiensi, tetapi juga pada nilai, martabat, dan masa depan penghuninya.


Arvindo Noviar

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama