Menurut laporan warga dan salah satu wali murid yang dikenal dengan panggilan Si Bolong, beberapa bagian bangunan, khususnya plafon di salah satu ruang kelas, sudah rusak parah. "Tempo hari plafon kelas 6B sempat runtuh, beruntung tidak ada korban luka. Tapi kondisi seperti ini tentu sangat mengkhawatirkan," ujar beliau kepada awak media.
Warga setempat juga menyoroti minimnya fasilitas pendukung dan perhatian terhadap kondisi lingkungan sekolah. Mereka menilai pemerintah seharusnya lebih memperhatikan pemanfaatan dana pendidikan untuk perbaikan infrastruktur sekolah, demi kenyamanan dan keselamatan peserta didik.
"Kalau memang ada dana dari pemerintah, gunakanlah untuk perbaikan bangunan yang tahan lama. Untuk apa ada anggaran jika tidak dimanfaatkan dengan baik?" ujar Si Bolong dengan nada tegas.
Tak hanya kondisi fisik bangunan, hubungan antara pihak sekolah dan wali murid juga menjadi sorotan. Si Bolong menilai komunikasi dan sikap beberapa oknum guru terkesan kurang ramah dan tidak menjalin silaturahmi yang baik dengan orang tua murid.
"Harus ada rasa kekeluargaan. Guru itu kan pengganti orang tua murid di sekolah. Kalau ada masalah, ya dibicarakan dengan baik, saling bantu, saling peduli," tambahnya.
Ia juga menyinggung soal dugaan penyalahgunaan penjualan buku pelajaran yang tidak transparan serta kurangnya perhatian kepada murid yang sedang dalam kondisi sakit atau memiliki masalah keluarga.
Di akhir pernyataannya, Si Bolong berharap Pemerintah Kota Lubuklinggau, khususnya Dinas Pendidikan, segera turun tangan untuk memperbaiki kondisi sekolah, meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, serta membina para tenaga pendidik agar lebih bersikap sopan, ramah, dan profesional dalam mendidik.
(Redaksi: Andi Irawan)
