Garut, Tribuncakranews.com - Senin, 3 Februari 2025 – Rencana audiensi antara Paguyuban Masyarakat Peduli Desa Pakenjeng dengan Kepala Desa Pakenjeng dan Pamulihan yang dijadwalkan pada Senin, 3 Februari 2025, di Ruang Komisi 1 DPRD Kabupaten Garut, dihentikan secara sepihak oleh pimpinan rapat.
Keputusan ini memicu ketidakpuasan dari pihak paguyuban, terutama juru bicara mereka, Mohamad Husni Mudakir, yang dengan tegas menyuarakan keberatannya. Husni bahkan sempat menggebrak meja sebagai bentuk protes atas batalnya audiensi.
Alasan Penundaan Audiensi
Dalam keterangannya, Husni menjelaskan bahwa keterlambatan sekitar satu jam dari jadwal yang seharusnya pukul 10.00 WIB bukan tanpa alasan. Menurutnya, ini adalah bagian dari strategi paguyuban untuk memastikan audiensi berlangsung dengan kondusif.
“Saya sengaja menunda waktu karena di dalam ruangan terdapat banyak tamu yang tidak diundang. Ada sekitar 100 orang masyarakat sipil dan sekitar 200 kepala desa yang hadir atas imbauan Ketua APDESI Kabupaten Garut. Kami khawatir akan ada gesekan di lapangan, karena basis massa kami sama-sama dari Desa Pakenjeng dan Kecamatan Pamulihan,” ujar Husni.
Sementara itu, perwakilan dari paguyuban yang akan mengikuti audiensi hanya berjumlah sekitar 20 orang.
Situasi Memanas
Seperti yang terpantau oleh awak media, suasana sempat memanas. Sejumlah masyarakat yang menjadi simpatisan Kepala Desa Pakenjeng berteriak-teriak memanggil nama Husni, seolah-olah ia adalah sosok yang harus disalahkan. Bahkan, terdengar teriakan bernada ancaman yang sempat terekam.
> "Wooy Husni kaluar! Anjing! Sia di karungan ku aing!"
Ketegangan ini menunjukkan adanya ketidakpuasan dari sebagian pihak terhadap perwakilan paguyuban.
Rencana Membawa Persoalan ke Tingkat Lebih Tinggi
Dalam wawancara dengan media, Husni menegaskan bahwa pihaknya akan membawa persoalan ini ke tingkat yang lebih tinggi.
“Saya tidak puas dengan batalnya audiensi ini. Kami akan mengupayakan langkah lanjutan agar suara masyarakat tetap didengar,” tegasnya.
Husni juga berpesan kepada para kepala desa yang hadir untuk tetap solid dalam menjaga nama baik kepala desa.
(Tim Liputan)