![]() |
Ikatan Keluarga Alumni Universitas Terbuka (IKA-UT) Kebumen adakan Workshop yang digelar di Gedung Teater Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kebumen.21/9 |
Kebumen, Tribuncakranews.com // 21 September 2025 – Permasalahan sampah yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia mendorong Ikatan Keluarga Alumni Universitas Terbuka (IKA-UT) Wilayah Kebumen untuk menggelar workshop bertajuk “Mengolah Sampah Menata Masa Depan”. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah berkelanjutan, sekaligus memperkenalkan Universitas Terbuka (UT) sebagai lembaga pendidikan terbuka bagi siapa saja.
Workshop yang digelar di Gedung Teater Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kebumen ini dihadiri sekitar 50 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari guru hingga aktivis lingkungan. Kegiatan ini juga didukung oleh Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Kebumen.
Acara dimulai dengan sambutan dari Teguh Hindarto, Ketua IKA-UT Wilayah Kebumen. Dalam sambutannya, Teguh menyoroti tantangan pengelolaan sampah di Indonesia, yang menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, mencapai 67,8 juta ton per tahun. Ia juga mengutip kisah sukses Swedia dalam mengelola sampah yang hanya menyisakan 4% untuk TPA, berkat budaya Lagom—gaya hidup seimbang yang menjadi dasar kesadaran ekologis masyarakat.
Setelah sambutan, Darmono selaku Ketua SALUT Kebumen memberikan sosialisasi mengenai Universitas Terbuka sebagai alternatif pendidikan tinggi melalui sistem pembelajaran jarak jauh.
Workshop berlanjut dengan pemaparan dari pembicara pertama, Annisa Quraini dari Labtanya (Tangerang Selatan). Ia memperkenalkan permainan edukatif Kartu Rumah Minim Sampah (KMS) sebagai metode interaktif untuk membangun kesadaran tentang pola konsumsi ramah lingkungan. Melalui konsep "Strategi 3 Pintu"—pintu depan (pra-konsumsi), pintu tengah (konsumsi), dan pintu belakang (pasca-konsumsi)—peserta diajak memahami bahwa pengelolaan sampah harus dimulai dari perubahan gaya hidup sehari-hari.
Selama lebih dari satu jam, suasana workshop berlangsung seru dan penuh interaksi. Peserta diajak bermain kartu, melakukan refleksi, hingga berdiskusi tentang langkah konkret mengurangi sampah dari rumah.
Pembicara kedua, Genduk Sri Rudati, Direktur Bank Sampah "Bedjo Lestari", memberikan perspektif berbeda dengan menitikberatkan pada pengelolaan sampah pasca-konsumsi. Ia menunjukkan bagaimana bank sampah bukan hanya solusi lingkungan, tapi juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Strategi ini melengkapi pendekatan Labtanya dengan fokus pada solusi nyata dari “pintu belakang”.
Peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan. Salah satunya, Cahya Prihatiningtyas, guru SMPN 1 Adimulyo mengatakan,
“Kegiatannya keren, bermanfaat, dan penuh energi positif. Materi yang dibawakan sangat membumi dan mudah dipahami.” Hal senada disampaikan Kristin Nugrahaeni, guru pendidikan agama, yang mengaku pulang dengan semangat baru untuk mulai memilah sampah dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Workshop ditutup dengan pemberian bingkisan apresiasi kepada dua narasumber, serta sesi foto bersama seluruh peserta dan panitia.
Melalui kegiatan ini, IKA-UT Kebumen tidak hanya memberikan edukasi praktis, tetapi juga menanamkan kesadaran kolektif bahwa masa depan lingkungan ditentukan oleh kebiasaan kecil yang dilakukan hari ini. (Busyet)