Tradisi Budaya Nyadran Punden di Desa Kalitengah Kecamatan Mranggen Kab. Demak


Tribuncakranews.com, Demak -
Budaya Nyadran Houl Punden Desa Kalitengah Menjelang Ramadhan, masyarakat Desa Kalitengah, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, akan melaksanakan tradisi Nyadran Houl Punden. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada pendiri desa, Kyai Tholu, Nyai Rubiyah, dan Kiai Santri.

Setiap akhir bulan Ruwah dalam kalender Jawa, masyarakat Desa Kalitengah akan secara serentak mengirim doa arwah jamak dan khatam Al-Qur'an di setiap rumah. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada pendiri desa. Sabtu 22 Pebruari 2025


Kyai Tholu, pendiri Desa Kalitengah, merupakan murid Syeh Hasan Munadi Nyatnyono yang ditugaskan ke Kasultanan Demak Bintoro. Namun, saat masuk kawasan selatan Demak, Kyai Tholu sangat haus karena tidak bisa menahan haus hingga dadanya bergoncang atau bengkah dalam bahasa Jawa.

Lokasi di peristiwa tersebut menjadi Dukuh Bengkah Desa Wonosekar Kecamatan Karangawen. Dari Dukuh Bengkah, Kyai Tholu melihat pancaran air di arah utara hingga dia berjalan cepat menuju lokasi. Namun, sesampainya ternyata air itu hanya fatamorgana atau balong dalam bahasa Jawa.

Karena jengkelnya Sang Wali, menyabda lokasi ini sebagai daerah Balong Moso Ketigo Orak Iso Cewok Yen Renseg Orak Iso Ndodok. Sekarang wilayah itu dikenal dengan Dukuh Balong Desa Margoayu Kecamatan Karangawen.


Sejarah Punden Desa Kalitengah ada hubungan dengan Sumur Keramat Nyamplung yang berada di tengah Desa Kalitengah. Munculnya sumur ini juga berhubungan dengan Kyai Tholu karena sangat haus dia mencoba mencabut pohon rumput gelagah sampai jebol seakarnya. Setelah pohon tercabut secara perlahan muncul sumber air dan sekarang disebut Sumur Nyamplung di Kalitengah RT 6 RW 2 disebut sumur Kramat ucapannya.

Nama Desa Kalitengah diambil dari peristiwa Kyai Tholu setelah nyantri dari Sunan Kalijaga di Kadilangu saat pulang menuju Nyatnyono beliau berjalan di kawasan Desa Kalitengah. Mendadak mendengar ada bahaya di Nyatnyono sehingga Kyai Tholu berhenti berjalan. Berhentinya Kyai Tholu disebut Sakal Mandeg Ning Tengah-Tengah dan istilah tersebut menjadi nama Kalitengah.

Selanjutnya Kyai Tholu menikah dengan Nyai Rubiyah hidup di Desa Kalitengah dan mempunyai murid setia bernama Kiai Santri. Ucapannya

Azis

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama