Kota Bandung, TribunCakranews.com – Di tengah menurunnya gairah kompetisi e-sport di tingkat mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Hima Ikom) Universitas Langlangbuana (Unla) Bandung berinisiatif menghidupkan kembali semangat tersebut.
Melalui turnamen Community Cup yang digelar di RRQ Arena Bandung, Hima Ikom Unla berhasil menyatukan antusiasme ratusan mahasiswa lintas fakultas untuk berlaga dalam ajang Mobile Legends.
Ketua Hima Ikom Unla, Fajar Mauludin, menegaskan bahwa turnamen ini tidak hanya berfokus pada permainan semata, melainkan memiliki misi sosial dan edukatif.
Ia menilai e-sport kini telah menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda yang bisa dimanfaatkan sebagai wadah pengembangan diri dan solidaritas antar mahasiswa.
“Mobile Legends atau e-sport ini sudah jadi bagian dari kehidupan anak muda sekarang. Tapi lebih dari sekadar game, kegiatan ini kami buat untuk mempererat silaturahmi antar fakultas dan memperkuat solidaritas mahasiswa,” ujar Fajar saat ditemui di sela acara.
Menurut Fajar, tahun ini Hima Ikom Unla menghadirkan konsep baru melalui Community Cup yang menjadi bagian dari Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) FISIP Unla.
“Kalau sebelumnya turnamen hanya antar jurusan, kini kami naikkan levelnya jadi antar fakultas. Kami ingin sinergi di lingkungan kampus semakin luas,” jelasnya.
Turnamen ini diikuti lebih dari 100 peserta yang terbagi dalam beberapa tim dari berbagai fakultas.
Meski dihadapkan pada sejumlah kendala, terutama dalam menarik minat peserta, panitia berhasil mengatasinya dengan menggandeng RRQ Arena Bandung sebagai mitra utama.
“Awalnya kami agak kesulitan menarik massa. Tapi setelah bekerja sama dengan RRQ, antusiasme mahasiswa melonjak. Dukungan dari RRQ membuat acara ini lebih profesional dan menarik,” tutur Fajar.
Ia menambahkan, kolaborasi dengan RRQ Arena menjadi langkah penting dalam menjembatani mahasiswa dengan dunia e-sport profesional.
“Harapan kami, kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini. Kami ingin Ikom Unla bisa melangkah lebih jauh, tidak hanya di tingkat fakultas, tapi juga menembus kancah regional dan nasional,” tegasnya.
Fajar menyebut, turnamen ini juga menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu menciptakan kegiatan positif yang berorientasi pada kreativitas dan teknologi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa e-sport bukan hanya sekadar hiburan, tapi wadah pembentukan karakter, sportivitas, dan kolaborasi,” ujarnya.
Panitia menyediakan hadiah berupa uang pembinaan, sertifikat, trofi, dan penghargaan khusus bagi pemain terbaik atau Most Valuable Player (MVP).
Meski hadiah bukan tujuan utama, semangat kompetisi dan kebersamaan peserta menjadi nilai yang paling berharga dari kegiatan ini.
Sementara itu, Branch Manager RRQ Arena Bandung, Hansel, mengapresiasi semangat mahasiswa Unla dalam menghidupkan kembali euforia e-sport di Bandung.
Ia menyebut, atmosfer kompetisi yang dihadirkan oleh Hima Ikom Unla mengingatkannya pada masa-masa awal kejayaan e-sport di Indonesia satu dekade lalu.
“Hal seperti ini sangat menarik. Dulu sekitar sepuluh tahun lalu, e-sport begitu ramai dan penuh semangat. Tapi beberapa tahun terakhir, kegiatan seperti ini mulai jarang. Saya rasa acara seperti yang dibuat teman-teman Unla ini bisa membangkitkan lagi semangat itu,” kata Hansel.
Hansel menambahkan, pihaknya siap mendukung kegiatan serupa secara berkelanjutan agar dunia e-sport kampus semakin berkembang.
“Di banyak kampus sudah ada komunitas game. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan secara rutin agar e-sport tidak kehilangan rohnya,” ucapnya.
Ia juga menilai, regulasi yang semakin ketat membuat e-sport kini lebih terorganisir dibandingkan masa lalu. Namun di sisi lain, ia mengkritisi kurangnya ajang kompetisi tingkat nasional yang bisa menampung talenta baru.
“Kalau dulu pemenang turnamen regional bisa dikirim ke Jakarta dan bertanding antar daerah. Sekarang model seperti itu sudah jarang. Padahal itu yang dulu membuat e-sport tumbuh di akar rumput,” jelasnya.
Hansel berharap, dari kegiatan yang digagas mahasiswa seperti ini, ke depan dapat terbentuk sistem turnamen yang terintegrasi dari kampus ke tingkat nasional.
“E-sport punya potensi luar biasa, dan semua harus dimulai dari komunitas. Kalau kampus seperti Unla bisa terus menjaga semangat ini, saya yakin e-sport Bandung bisa bangkit lagi,” tuturnya.
Red/Gani

