Lamongan, TribunCakranews.com // Kepala FKBN (Forum Kader Bela Negara) Bakorda Kabupaten Lamongan, sangat mengapresiasi Penyelenggara FABN (Festival Adat Budaya Nusantara) ke V Oleh Matra dan Pemkab yang di gelar megah di alun-alun kota Lamongan, yang dihadiri oleh 40 Kerajaan di Nusantara.
Perayaan Hari Kebudayaan Nasional yang pertama kali di gelar dengan konsep Festival Adat Budaya Nusantara oleh DPD Matra Kabupaten Lamongan Bersama Pemkab, Dinas Pariwisata adalah refleksi jiwa untuk turut peduli melestarikan beragama kekayaan adat, budaya dan tradisi di Indonesia yang ada sejak zaman leluhur.
"Selamat atas terselenggaranya acara Festival Adat Budaya Nusantara ke 5 yang sukses di gelar di Kabupaten Lamongan. Ini adalah wujud Bela Negara, arti penting kebudayaan sebagai pilar bangsa. Kegiatan FABN ini dapat memperkuat eksistensi kebudayaan kita di tengah globalisasi. Sebuah kebanggaan bagi masyarakat di Kabupaten Lamongan atas kehadiran raja raja dan permaisuri Nusantara di Kota Kami," Terang Kepala FKBN Kabupaten Lamongan, Muhammad Ferry Fadli. Minggu, (19/10/2025).
Penyebab utama tergerusnya adat budaya oleh zaman adalah modernisasi dan globalisasi. Perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin cepat membuat masyarakat lebih mudah terpapar budaya luar negeri, sehingga mengancam keberlangsungan budaya lokal. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya luar daripada budaya lokal, sehingga minat untuk melestarikan budaya lokal semakin menurun.
Kepala FKBN Kabupaten Lamongan juga mengingatkan, Ada beberapa faktor lainnya yang juga berkontribusi terhadap tergerusnya adat budaya adalah dampak sisi negatif dari perkembangan teknologi yang tidak terarah. Kemajuan teknologi membuat masyarakat, generasi muda khususnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggunakan gadget dan mengakses informasi dari luar negeri, sehingga mengurangi perhatian terhadap budaya lokal.
"Pengaruh Media sosial dan platform media lainnya yang hanya berisi konten yang mempromosikan budaya luar dan mengabaikan budaya lokal. Kurangnya pendidikan tentang pentingnya melestarikan budaya lokal dan nilai-nilai tradisional. Jangan sampai Globalisasi membawa dampak pada perubahan gaya hidup dan nilai-nilai luhur di masyarakat, sehingga mengancam keberlangsungan adat, istiadat, kebudayaan lokal," Ungkapnya Ferry Fadli.
Untuk mengatasi hal ini, sangat perlu dilakukan upaya pelestarian budaya, yang berkesinambungan di berbagai hal untuk Membangun jati diri bangsa dan Memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda sejak dini.
"Melalui lingkungan sekolahan dan lingkungan keluarga, para guru dan orang tua harus terus mengingatkan anak-anaknya untuk menggunakan teknologi untuk memperkenalkan budaya bangsa ke dunia internasional. Sebagai Pendidikan dasar Budaya dan diharapkan guru juga dapat selalu mengintegrasikan pendidikan budaya lokal ke dalam sistem pendidikan. Tak lupa mengajak semua warga negara untuk ikut mempromosikan budaya lokal melalui berbagai platform digital, seperti media sosial dan selalu menyelengarakan acara budaya," Tambahnya.
Menurut Kepala FKBN Kabupaten Lamongan ada beberapa faktor yang dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan adat budaya, Yaitu:
- Pendidikan Budaya : Mengintegrasikan pendidikan budaya ke dalam kurikulum sekolah dan program pendidikan dapat membantu generasi muda memahami dan menghargai tradisi, seni, dan adat istiadat leluhur mereka.
- Keterlibatan Langsung : Mengikutsertakan generasi muda dalam kegiatan budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan lokakarya dapat membantu mereka mengalami budaya secara langsung dan mengembangkan rasa memiliki yang kuat.
- Penggunaan Teknologi : Memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan budaya lokal melalui platform media sosial, aplikasi seluler, dan konten online yang menarik dapat membantu meningkatkan kesadaran dan minat generasi muda terhadap budaya lokal.
- Kolaborasi dan Partisipasi Masyarakat : Kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga budaya, dan organisasi masyarakat
Red/Iwan