Pematangsiantar, TribunCakranews.com // Semangat gotong royong yang dahulu menjadi kekuatan utama dalam kehidupan bermasyarakat kini kian memudar. Hal ini terlihat jelas dari kurangnya kepedulian warga dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka. Salah satu contohnya adalah kondisi parit di Jalan Pamatang, Kelurahan Simalungun, Kecamatan Siantar Selatan, yang kini tersumbat dan dipenuhi sampah.
Demikian keterangan resmi dari Ketua LPA (lembaga perlindungan anak Siantar -Simalungun di lokasi kamis (29/05/2025).
Rencana pembersihan parit oleh warga setempat sebenarnya telah disusun, namun sayangnya, kegiatan tersebut batal dilaksanakan. Penyebabnya adalah minimnya partisipasi dari masyarakat yang lebih memilih menunggu adanya anggaran dari pemerintah daripada bergotong royong secara mandiri untuk membersihkan parit tersebut.
Nita Damanik, salah satu warga yang peduli terhadap kebersihan lingkungan, mencoba menggerakkan warga dengan aksi nyata. Ia bersama beberapa orang lainnya sempat melakukan pembersihan parit secara swadaya. Namun, upaya tersebut tidak mendapat dukungan luas dari masyarakat. Bahkan, ada warga yang menganggap tindakannya lucu dan tidak memahami pentingnya kepedulian terhadap lingkungan.
“Saya kecewa karena masih ada warga yang merasa tidak perlu terlibat. Mereka seolah tidak peduli atau menunggu semuanya diselesaikan pemerintah. Padahal, kita semua tinggal di lingkungan ini dan akan merasakan dampaknya jika parit tersumbat,” ujar Nita.
Menurut Nita, jika masyarakat yang dulu menggali parit tersebut bisa bersatu untuk membuatnya, seharusnya mereka juga bisa bersatu untuk membersihkannya. Menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada pemerintah tanpa ada inisiatif pribadi dinilainya sebagai bentuk sikap masa bodoh terhadap lingkungan.
Ia menegaskan, perubahan pola pikir harus dimulai dari diri sendiri. Kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan orang lain. “Kalau bukan kita yang menjaga kebersihan tempat tinggal kita, lalu siapa lagi?” tambahnya.
Nita juga meminta agar pihak kecamatan lebih aktif dalam memberikan himbauan. Ia berharap camat dapat menginstruksikan para lurah untuk mendorong warganya ikut serta dalam menjaga lingkungan, khususnya dalam kegiatan gotong royong yang bermanfaat bagi kepentingan bersama.
“Kalau semua pihak ikut bergerak, dari camat, lurah, hingga warga, saya yakin budaya gotong royong bisa kembali hidup. Dan yang paling penting, kita semua bisa tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat,” tutupnya.
(S.Hadi Purba)