Garut, TribunCakranews.com // Tragedi wafatnya 67 Santri di Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 September 2025. Dalam peristiwa ini, sebuah musala di pesantren tersebut ambruk saat digunakan untuk salat Asar. Operasi pencarian dan evakuasi yang dilakukan Tim SAR Gabungan diakhiri pada 7 Oktober 2025. Hasilnya, ditemukan 67 santri meninggal dunia, termasuk delapan bagian tubuh korban yang terpisah.
Korban selamat: Sebanyak 104 santri dilaporkan selamat dalam tragedi ini.
Penyelidikan: Pihak kepolisian, termasuk Polda Jawa Timur, telah memulai penyelidikan intensif untuk mengusut dugaan kelalaian yang menyebabkan ambruknya bangunan.
Dalam tragedi tersebut di hari santri 22 Oktober 2025 ini, banyak yang menyampaikan rasa duka yang mendalam. Begitu juga Bupati Garut, Abdusy Syakir Amin, menyampaikan rasa duka yang mendalam. Disampaikan saat Mempin Upacara Hari Santri tahun 2025. Dilapangan Otto Iskandar Dinata, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (22/10/2025)
Hati Santri 2025 ini dirayakan dengan rasa cinta dan kebanggaan. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, ia menyampaikan rasa duka cita yang mendalam.
"Izin saya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya 67 santri dalam musibah yang menimpa Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur," ujar Bupati.
"Innalilahi wa innailaihi roji'un, kita semua berduka, bangsa ini berduka. Semoga seluruh korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan di beri ketabahan serta kekuatan iman. Aamiin, ya Allah robbal alami," lanjutnya.
Bupati menyebut bahwa sebagai wujud kepedulian negara, Kementerian Agama telah hadir langsung di Pesantren Al Khoziny untuk meninjau kondisi., menyampaikan bantuan, serta memastikan proses pemulihan berjalan dengan baik.
"Langkah ini adalah bukti nyata bahwa negara hadir dan peduli terhadap pesantren dan para santri," ujar Bupati
Di akhir amanatnya, Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menyampaikan bahwa Peringatan Hari Santri ini harus menjadi momentum terbaik bagi berbenah, dan berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
( Enjang )

